Jatim Ajak Danantara Dana Proyek Peternakan Ayam MBG

Featured Image

Pemerintah dan Danantara Berencana Bangun Peternakan Ayam di Jawa Timur

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anugrah Nusantara (BPI Danantara) terkait rencana pembangunan peternakan ayam petelur dan pedaging. Proyek ini direncanakan akan dimulai pada Januari 2026. Emill menegaskan bahwa rencana tersebut mendapat respons positif dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah bahkan langsung bertemu dengan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, untuk membahas lebih lanjut tentang proyek ini. Menurut Emil, pertemuan tersebut dilakukan agar rencana pembangunan peternakan dapat sejalan dengan kebijakan Danantara. "Bu Gubernur langsung ketemu Pak Menteri Pertanian supaya yang rencana membangun peternakan ini bisa langsung klop dengan Danantara karena Pak Rosan [CEO Danantara] dan Pak Menteri sudah diskusi," ujar Emil dalam acara di Surabaya.

Proyek ini ditujukan untuk memasok bahan pangan bagi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), seperti susu, telur, daging ayam, dan daging sapi. Emil menilai bahwa langkah ini menunjukkan pergeseran paradigma Danantara sebagai superholding BUMN. Ia menyebut bahwa kebijakan Danantara dinilai fleksibel dan mampu menjalankan proyek-proyek yang kurang menarik bagi sektor swasta.

"Danantara tidak seperti investor swasta yang uangnya bisa lari ke mana saja. Mereka harus berinvestasi di Indonesia, di tempat yang diperintahkan, untuk mendukung kedaulatan pangan dan pengolahan limbah," tegas Emil.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa pembangunan peternakan ayam pedaging dan petelur akan difokuskan di wilayah-wilayah yang masih mengalami kekurangan pasokan. Pendanaan dari Danantara akan digunakan untuk membangun peternakan di seluruh Indonesia yang mengalami kekurangan pasokan daging ayam dan telur.

Namun, Center of Economics and Law Studies (Celios) memberikan kritik terhadap rencana pemerintah melalui BPI Danantara dalam menggelontorkan dana Rp20 triliun untuk membangun peternakan ayam. Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira Adhinegara, menilai bahwa Danantara sebaiknya fokus pada perbaikan kondisi keuangan dan kinerja BUMN sebelum melakukan ekspansi ke sektor peternakan.

Menurut Bhima, jika ingin membantu, Danantara seharusnya lebih fokus pada penurunan harga pakan ternak. "Jadi harus ada investasi ke pertanian untuk kedelai dan jagung, sumber pakan ternak ayam. Nah di situlah kontribusi penting Danantara, bukan peternakan ayamnya," ujarnya.

Ia juga khawatir bahwa pembangunan peternakan ayam berskala besar justru berpotensi mengulang kesalahan lama dalam struktur rantai pasok, di mana perusahaan besar mendominasi sektor pakan dan bibit ayam. Hal ini bisa merugikan peternak kecil karena sistem kemitraan yang timpang dan tekanan harga di tingkat peternak mandiri.

Selain itu, Bhima memandang skema pembangunan peternakan ayam itu berpotensi membebani keuangan Danantara, terlebih jika melibatkan penyertaan dividen atau aset BUMN sebagai agunan.

Di sisi lain, Celios menilai sejumlah wilayah yang kekurangan pasokan ayam dan telur sebenarnya memiliki sumber protein alternatif berupa ikan laut, ikan air tawar, maupun udang hasil budidaya. "Jadi banyak pengganti protein lokal, apalagi kalau tujuannya hanya untuk memasok MBG, jadi harus lebih mendorong pemanfaatan dibandingkan membuat peternakan ayam skala besar," pungkasnya.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال