Dinas Pertanian Tana Tidung Ungkap Hambatan Produksi Telur Ayam

Featured Image

Pertumbuhan Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Tana Tidung

Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, saat ini sedang melihat pertumbuhan yang signifikan dalam sektor peternakan khususnya ayam petelur. Banyak pelaku usaha dan masyarakat setempat mulai memperhatikan potensi bisnis ini, terutama karena permintaan telur yang cukup tinggi.

Di beberapa desa di wilayah tersebut, sudah terdapat peternakan ayam petelur yang dikelola baik secara mandiri maupun dalam bentuk kelompok. Meskipun begitu, produksi telur ayam petelur masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat lokal. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Tana Tidung, Rudi.

Menurut Rudi, populasi ayam petelur saat ini berada di kisaran 10 ribu ekor dengan tingkat produksi rata-rata sekitar 80 persen. Jumlah ini dinilai masih jauh dari kebutuhan ideal. "Populasi tertinggi ada di Maning, sekitar enam ribu ekor. Namun, jumlah itu masih belum cukup. Kami menghitung bahwa sekitar 18 ribu ekor ayam petelur dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Tana Tidung," ujarnya.

Selain memenuhi kebutuhan lokal, produksi telur juga disalurkan ke perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Tana Tidung. Awalnya, produksi hanya mencapai 20 ribu telur per bulan, namun kini meningkat menjadi 50 ribu per bulan. Sisanya digunakan untuk kebutuhan masyarakat.

Kendala Produksi Ayam Petelur

Beberapa kendala membuat produksi ayam petelur belum bisa maksimal. Salah satunya adalah ketersediaan pakan. Menurut Rudi, sumber daya pakan lokal belum sepenuhnya teridentifikasi, sementara pakan dari luar daerah sering mengalami hambatan pengiriman. "Kadang kita sudah memesan, tapi jadwal kapal mundur atau karena gelombang laut. Itu jadi kendala," paparnya.

Meski demikian, ada harapan penambahan populasi ayam petelur pada tahun depan. Rudi menyebutkan adanya rencana investasi dari investor asing. "Insya Allah tahun depan ada rencana penambahan populasi. Ada pengusaha dari Malaysia yang tertarik berinvestasi di Desa Kapuak," ujarnya.

Distribusi Populasi Ayam Petelur

Populasi ayam petelur yang ada saat ini tersebar di beberapa wilayah dan dikelola oleh kelompok peternak, BUMDes, serta investor. Di Desa Sapari, terdapat satu kelompok peternak. Sementara itu, BUMDes memiliki dua kelompok, meski salah satunya di Desa Sengkong sedang mengalami penurunan produksi.

"Di Desa Sengkong, produksinya menurun karena ayam yang digunakan sudah melewati masa produktif. Sedangkan di Desa Kapuak, produksinya mencapai sekitar 94 persen dari populasi sekitar 500 sampai 600 ekor," jelas Rudi.

Di Desa Maning, terdapat investor yang mengelola populasi sekitar enam ribu ekor dengan tingkat produksi 87 persen. Rudi menambahkan bahwa pendampingan terhadap kelompok peternak dilakukan secara rutin, termasuk jika ada kebutuhan luar jadwal.

Upaya Peningkatan Produksi

Untuk memastikan manajemen pemeliharaan berjalan baik, DPPP melakukan pendampingan berkala. "Regenerasi ayam tergantung BUMDes-nya. Kami rutin memberikan pendampingan tiap sebulan sekali. Jika ada panggilan luar jadwal, kami pasti datang," ujarnya.

Dengan berbagai upaya dan rencana penambahan populasi, diharapkan produksi telur ayam petelur dapat terus meningkat. Hal ini akan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال