
Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara yang Mengesankan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 mencatatkan angka sebesar 5,04 persen (yoy). Namun, di antara provinsi-provinsi lainnya, Maluku Utara menjadi yang teratas dengan pertumbuhan sebesar 39,10 persen (yoy), menunjukkan kinerja yang sangat impresif. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang saling mendukung, termasuk kinerja industri pengolahan melalui hilirisasi nikel.
Kinerja Industri Pengolahan Nikel
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Maluku Utara didorong oleh kinerja industri pengolahan, khususnya dalam bidang hilirisasi nikel. Industri ini telah mampu menghasilkan produk olahan nikel berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan pasar global, terutama industri besi baja dan baterai kendaraan listrik (EV).
Sebagian besar ekspor dari Maluku Utara berasal dari produk turunan nikel yang diekspor ke Tiongkok. Wilayah Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan menjadi pusat utama pertumbuhan ekonomi daerah ini. Meskipun demikian, Dwi menekankan pentingnya sinergi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) lokal.
Perubahan Tenaga Kerja dan Pendidikan Vokasi
Dengan diberlakukannya kebijakan hilirisasi, terjadi pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan pertambangan. Namun, keterbatasan akses pendidikan vokasi masih menjadi tantangan. Untuk menghadapi hal ini, Dwi menyarankan penguatan kolaborasi antara sekolah vokasi dengan balai pelatihan bersertifikasi agar tenaga kerja lokal dapat lebih kompetitif.
Penguatan Sektor Non-Tambang
Selain pertambangan, BI juga akan fokus pada penguatan sektor non-tambang seperti perikanan, pertanian, dan pariwisata. Beberapa program strategis telah dilakukan, antara lain:
- Revitalisasi destinasi Tanjung Rappa Pelangi
- Pengembangan Desa Wisata Akebay
- Peremajaan fasilitas wisata Pantai Kastela
- Capacity building dan studi banding untuk Dinas Pariwisata se-Malut
Di bidang pertanian dan perikanan, BI juga mendorong:
- Pengembangan klaster binaan
- Pemberdayaan badan usaha pesantren
- Forum ekonomi untuk meningkatkan akses pembiayaan
- Percepatan penyaluran kredit ke sektor prioritas
Potensi Sektor Pertanian dan Perikanan
Maluku Utara memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan perikanan. Sebagai wilayah yang didominasi perairan, daerah ini memiliki potensi ekspor perikanan bernilai tinggi. Sementara itu, sektor pertanian dinilai prospektif dengan basis komoditas unggulan seperti kelapa, pala, dan cengkeh.
Fokus pada Sektor Wisata
Industri wisata pun menjadi fokus pengembangan karena Maluku Utara memiliki destinasi alam dan budaya yang dinilai mampu bersaing secara nasional. Program revitalisasi dan pengembangan wisata terus dilakukan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Dengan kondisi eksternal dan domestik yang terus menunjukkan tren positif, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada akhir 2025 berada pada kisaran 26,80 persen hingga 30,80 persen. Dwi optimis bahwa kinerja ekonomi Maluku Utara akan semakin kuat jika sinergi antar pemangku kepentingan terus berjalan.
Dukungan dari Pemerintah Daerah
Wakil Gubernur Maluku Utara, Sarbin Sehe, menyambut baik capaian yang dicapai oleh Bank Indonesia. Ia berharap kolaborasi kerjasama akan terus berjalan guna mendorong program selanjutnya. Selain itu, program yang belum terlaksana akan menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja lebih lanjut.
BI dianggap sebagai lembaga yang menjaga stabilitas keuangan dan membantu pertumbuhan ekonomi, inflasi daerah, serta pembinaan pelaku usaha lainnya. Dengan dominasi sektor tambang, Maluku Utara akan fokus pada hilirisasi pertanian dengan membangun infrastruktur yang diperlukan.