Desa Jambangan — Musyawarah Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Jambangan pada Minggu, 7 Desember 2025 berlangsung dengan khidmat, tertib, dan penuh suasana kekeluargaan. Acara yang digelar di Balai Desa Jambangan itu menjadi momentum penting bagi warga nahdliyin setempat untuk menentukan arah kepemimpinan organisasi pada periode 2026–2031. Kegiatan yang dimulai sejak pagi tersebut dihadiri lebih dari 60 peserta yang terdiri dari jajaran pengurus Ranting dan Anak Ranting, perwakilan badan otonom seperti Ansor–Banser serta Fatayat–Muslimat, tokoh agama dan tokoh masyarakat, unsur pemerintah desa, serta delegasi dari MWC NU Kecamatan Dampit.
Dari jajaran Majelis Wakil Cabang NU Dampit, tampak hadir Rois Syuriah MWC NU, Kyai Mashuri, didampingi jajaran syuriah dan tanfidiyah. Sementara itu, Ketua Tanfidyah MWC NU Dampit, Ustadz Syamsul Muarif, juga hadir bersama rombongan sebagai bentuk dukungan dan pembinaan kepada struktur NU di tingkat desa. Kehadiran para pengurus cabang ini menambah khidmat sekaligus memperkuat legitimasi jalannya musyawarah.
Dari jajaran sesepuh dan tokoh masyarakat Desa Jambangan, hadir Bapak Sulkhan, mantan Kepala Desa Jambangan periode 2001–2011, yang tetap aktif mendampingi berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di desa. Sementara unsur pemerintah desa turut serta memberikan dukungan moral, di antaranya Bapak Fatchurrahman selaku Bendahara Desa; Bapak Bais Sudarmoko, Kepala Dusun Krajan yang hadir mewakili Kepala Desa Jambangan; serta para tokoh masyarakat seperti Bapak Sukirno, Bapak Gito, Bapak Rosyid, dan Bapak Khilmy Fauzy.
Kepala Desa Jambangan sendiri berhalangan hadir karena menghadiri acara keluarga di Nganjuk. Melalui sambutan yang dibacakan oleh Bapak Bais Sudarmoko, pemerintah desa menegaskan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang diinisiasi Ranting NU.
Musyawarah Ranting NU tahun 2025 ini dipimpin oleh Ustadz Imron Hamzah, yang mendapatkan mandat untuk menakhodai jalannya forum. Ia memimpin jalannya sidang dengan tenang, terstruktur, dan terbuka, sehingga seluruh peserta dapat menyampaikan pandangan mengenai dinamika organisasi, kebutuhan penguatan jamaah, serta tantangan keagamaan dan sosial yang dihadapi masyarakat desa ke depan.
Puncak acara terjadi saat memasuki agenda pemilihan pengurus Ranting NU Jambangan. Berdasarkan hasil musyawarah dan kesepakatan seluruh peserta, Ustadz Junaedi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Tanfidyah Ranting NU Jambangan periode 2026–2031. Nama beliau muncul secara dominan setelah dianggap mampu meneruskan kepemimpinan yang sebelumnya telah ia jalankan sebagai pengganti antar waktu sejak Ustadz Ali Murtadlo—ketua sebelumnya—ditugaskan sebagai Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) MWC NU Kecamatan Dampit.
Selain itu, forum juga menetapkan H. Fatchurrozy sebagai Rois Syuriah Ranting NU Jambangan, yang juga dipilih melalui mekanisme aklamasi. Terpilihnya dua tokoh tersebut mencerminkan kuatnya kepercayaan jamaah terhadap kepemimpinan mereka dalam menjaga marwah organisasi dan menjalankan peran NU di tengah masyarakat.
Setelah penetapan pimpinan, musyawarah menyepakati pembentukan Tim Formatur yang diberi tugas menyusun kelengkapan struktur kepengurusan Ranting NU Jambangan secara lebih rinci dan komprehensif untuk periode 2026–2031. Tim Formatur akan merumuskan komposisi pengurus yang mencakup berbagai lembaga serta badan otonom yang akan menjadi motor gerakan NU dalam bidang sosial, keagamaan, dan kemasyarakatan di tingkat desa.
Musyawarah Ranting NU Desa Jambangan tahun ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi permusyawaratan tetap hidup dan kuat dalam tubuh NU, terutama di tingkat desa. Suasana penuh penghormatan antartokoh, kekompakan jamaah, dan kesadaran kolektif untuk memperkuat peran NU di tengah masyarakat menjadi ciri khas yang meneguhkan bahwa NU Jambangan merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga harmoni sosial dan kehidupan keagamaan warga.
Dengan terpilihnya kepengurusan baru, masyarakat berharap Ranting NU Desa Jambangan semakin aktif, responsif, dan inovatif dalam menghadirkan program-program pemberdayaan, dakwah, pendidikan keagamaan, serta kegiatan sosial lainnya. Kepemimpinan baru diharapkan mampu membawa semangat kebersamaan dan meningkatkan kontribusi NU demi kemajuan desa dan kesejahteraan warganya.
