Pengelolaan sampah menjadi tantangan serius bagi wilayah dengan populasi tinggi. Desa Jambangan, yang memiliki jumlah penduduk besar dan kepadatan yang tinggi khususnya di Dusun Krajan dan Dusun Jegong, kini menghadapi persoalan sampah yang semakin mengkhawatirkan. Kondisi ini diperparah dengan TPA yang ada sudah tidak mampu lagi menampung volume sampah, sehingga sering terjadi penumpukan dan longsoran sampah ke aliran sungai. Karena itu, pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) bukan lagi sekadar rencana, melainkan kebutuhan mendesak agar lingkungan tetap sehat dan layak huni bagi generasi kini maupun mendatang.
1. Tantangan Pengelolaan Sampah di Desa dengan Kepadatan Penduduk Tinggi
Daerah dengan jumlah penduduk besar seperti Desa Jambangan menghadapi kondisi yang semakin kompleks:
Minimnya Lahan Pribadi untuk Menampung Sampah
Rumah-rumah berdempetan membuat warga kesulitan menyediakan ruang untuk menampung sampah sementara.
Produksi Sampah Meningkat Setiap Hari
Semakin banyak penduduk, semakin besar volume sampah rumah tangga yang dihasilkan.
Ketiadaan Sistem Pengelolaan Sampah yang Terintegrasi
Tanpa sistem pengelolaan yang baik, sampah mudah dibuang sembarangan dan menimbulkan pencemaran.
Kebiasaan Buruk yang Masih Terjadi
Masih banyak warga yang membuang sampah ke sungai, selokan, atau pinggir jalan karena tidak ada fasilitas resmi yang memadai.
2. Gambaran Nyata Permasalahan di Desa Jambangan
Kepadatan Tinggi, Lahan Kosong Terbatas
Wilayah Dusun Krajan dan Dusun Jegong hampir tidak memiliki ruang untuk menampung sampah pribadi maupun komunal.
Empat Komunitas Pengumpul Sampah di Dusun Krajan
Walaupun komunitas ini aktif, mereka tetap kesulitan karena tidak ada fasilitas akhir tempat sampah bisa diproses dengan benar.
TPA Sudah Tidak Mampu Menampung
TPA yang tersedia sudah penuh, sering longsor ke sungai, merusak lingkungan, serta memicu bau tak sedap dan polusi.
Risiko Pencemaran Lingkungan Semakin Tinggi
Air sungai tercemar, tanah menjadi tidak sehat, dan risiko penyakit meningkat bagi masyarakat sekitar.
Situasi ini menjadi alarm penting bahwa Desa Jambangan sangat membutuhkan TPST sebagai solusi struktural dan berkelanjutan.
3. Mengapa TPST Sangat Penting untuk Desa Jambangan?
a. Menyediakan Fasilitas Pembuangan yang Resmi dan Layak
TPST menjadi pusat pemilahan, pengolahan, dan pengurangan sampah sebelum dibawa ke TPA.
b. Mengurangi Pembuangan Sampah Sembarangan
Masyarakat akan memiliki tempat tujuan yang jelas dan legal untuk membuang sampah.
c. Mewujudkan Pengelolaan Sampah Berbasis Lingkungan
Melalui komposter, pemilahan organik-anorganik, hingga unit daur ulang sederhana.
d. Mengurangi Beban TPA
Sampah yang masuk ke TPA sudah berkurang secara signifikan karena sebagian telah diolah di TPST.
e. Meningkatkan Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
TPST dapat menjadi pusat pembelajaran lingkungan dan budaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
4. Penanganan Sampah sebagai Prioritas Pembangunan Desa
Pengelolaan sampah bukan hanya urusan estetika, tetapi juga kesehatan dan keselamatan lingkungan. Jika masalah ini tidak ditangani segera, Desa Jambangan berpotensi menghadapi:
-
banjir akibat saluran tersumbat,
-
peningkatan penyakit kulit dan diare,
-
pencemaran air sungai,
-
kerusakan ekosistem,
-
penurunan kualitas hidup masyarakat.
Oleh sebab itu, pemerintah desa harus menjadikan pengelolaan sampah sebagai prioritas utama dalam pembangunan.
5. TPST sebagai Pendorong Budaya Kelola Sampah
Keberadaan TPST akan mempermudah desa untuk:
-
mengajarkan pola 3R,
-
mensosialisasikan pemilahan sampah sejak dari rumah,
-
mengembangkan partisipasi pemuda dan komunitas,
-
membangun budaya tertib dan disiplin dalam mengelola sampah.
Perubahan perilaku memang tidak terjadi seketika, namun fasilitas yang memadai menjadi pendorong kuat untuk mewujudkannya.
6. Perlunya Kerja Sama Lintas Sektoral
Pengelolaan sampah membutuhkan kolaborasi yang kuat dari banyak pihak:
a. Pemerintah Desa
Menyusun kebijakan, menyediakan alokasi anggaran, dan menyiapkan lahan TPST.
b. Dinas Lingkungan Hidup
Memberikan pendampingan teknis, integrasi program, dan dukungan sarana.
c. Partisipasi Warga dan Komunitas
Membangun disiplin dalam membuang sampah sesuai aturan.
d. Kolaborasi dengan Penggiat Lingkungan & UMKM Daur Ulang
Menghasilkan potensi ekonomi hijau berbasis sampah.
7. Kesimpulan
Desa Jambangan tengah berada pada titik kritis pengelolaan sampah. Jumlah penduduk yang besar dan TPA yang tidak mampu lagi menampung sampah menjadikan pembangunan TPST sebagai kebutuhan mendesak.
TPST bukan hanya tempat pembuangan, tetapi pusat pengolahan, edukasi, dan solusi jangka panjang. Dengan TPST:
-
lingkungan desa lebih bersih dan sehat,
-
sistem pengelolaan sampah lebih teratur,
-
kesadaran masyarakat meningkat,
-
dan risiko pencemaran bisa ditekan secara signifikan.
Keberhasilan ini sangat bergantung pada kerja sama pemerintah desa, masyarakat, komunitas, serta dukungan instansi terkait. Dengan demikian, Desa Jambangan dapat membangun masa depan yang lebih hijau, bersih, dan layak untuk generasi mendatang.
